Kerajinan Tekstil
Rabu, 03 September 2014
MATERI KERAJIANAN TEKSTIL
KERAJINAN TEKSTIL
A.
PENGERTIAN KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang
dibuat atau memakai tekstil sebagai bahan utama.
Tekstil adalah bahan yang berasal
dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan
busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari pengertian tekstil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk
serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat.
Pada umumnya bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut: 1.
Berdasar jenis produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain,
produk jadi (pakaian / produk kerajinan dll) 2. Berdasar jenis bahannya:
serat alam, serat sintetis, serat campuran 3. Berdasarkan jenis warna/motifnya:
putih, berwarna, bermotif/bergambar 4. Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun,
rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir.
B.
KONSEP DASAR KERAJINAN TEKSTIL
A.Prinsip-Prinsip Seni
Tidak semua produk yang berbahan
utama tekstil bisa disebut sebagai karya seni, sebab perwujudannya harus
memenuhi prinsip-prinsip berikut:
a.Unity (kesatuan)
, suatu benda yang dikatakan memiliki
nilai seni estetis, harus merupakan kesatuan dan perpaduan dari unsur-unsur
pembentuknya secara baik dan sempurna.
b.Complexity (kerumitan)
, suatu benda yang memiliki nilai
estetis pada dasarnya tidaklah sederhana, dalam pengertian mengandung unsur-unsur
yang berpadu dengan kerumitan tertentu seperti saling bertentangan, berlawanan,
dan saling menyeimbangkan
c.Intensity (kesungguhan)
, suatu benda yang dikatakan yang
memiliki nilai estetis bukanlah suatu benda yang kosong, melainkan memiliki kualitas
yang menonjol dalam penampilannya. Nilai itu bisa bersifat lembut atau kasar,
gembira atau duka, suram atau ceria yang ditampilkan secara sungguh-sungguh.
C. DESAIN KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan
tekstil yang akan diwujudkan menjadi karya seni akan terwujud secara maksimal
apabila melalui tahap pembuatan produk kerajinan tekstil. Desain merupakan
langkah awal dalam mewujudkan suatu karya seni, dan desain merupakan rancangan
yang akan memudahkan dalam pencapaian tujuan atau penciptaan karya seni. Dengan
demikian desain dapat diartikan sebagai suatu rancangan gambar yang nantinya
dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang berupa susunan dari garis, bentuk,
warna, dan tekstur. Desain dapat diterapkan pada berbagai benda yang ada di
lingkungan kita.
Untuk
mendapatkan suatu produk kerajinan tekstil yang baik memerlukan sebuah
perencanaan yang didalamnya terdapat kesatuan antara bahan yang digunakan
dengan fungsi serta jenis benda yang dibuat, kerumitan dalam pengerjaannya
yaitu perpaduan yang seimbang, berlawanan, atau saling bertentangan yang
menghasilkan nilai estetis pada benda tersebut.
Suatu
desain yang baik akan memperlihatkan susunan yang teratur dari bahan-bahan yang
dipergunakan sehingga menghasilkan suatu benda yang indah dan dapat
dipergunakan. Dalam hal ini terdapat dua macam desain, yaitu structural
design (desain struktur) dan decorative design (desain hiasan)
a.
Structural Design (desain struktur)
Structural
Design (desain
struktur) adalah susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur dari suatu
benda baik berupa benda yang mempunyai ruang maupun gambaran dari suatu benda.
Contoh deesain struktur: gambaran suatu benda yang akan dibuat dilengkapi
dengan keterangan ukuran, warna, dan bentuknya.
b.
Decorative Design (garnitur)
Decorative
Design (garnitur)
adalah sentuhan/perlakuan yang diberikan pada permukaan busana yang memberikan
efek visual memperindah penampilan. Garnitur bisa sebagai unsur
dekoratif/hiasan atau sebagai unsur fungsional.
Terdapat
tiga cara dalam menyusun decorative desain, yaitu: By the color and
pattern, By construction dedtails, By decorative trims. (Davis dalam Mila
Karmila, 2006: 27)
i.
By the color and pattern, yaitu
warna dan motif yang tersusun dalam suatu bahan tekstil pada busana, secara
tidak langsung juga berfungsi sebagai decorative design.
ii.
By construction details, yaitu
membentuk detail hiasan tertentu pada busana disini biasanya dilakukan dengan
membuat jahitan/setikan pada kain/tekstil.
iii.
By decorative trims, yaitu
teknik yang biasanya berupa tempelan kain diatas permukaan kain dengan
menambahkan unsur pelengkap lain pada permukaan kain.
Pembuatan
produk kerajinan tekstil dilakukan dengan cara menentukan jenis benda apa yang
akan dibuat (benda hias atau benda pakai), membuat desain produk, membuat
desain hiasan pada produk, menyiapkan bahan dan alat serta langkah kerja
pembuatan produk kerajinan tekstil
1. KERAJINAN BATIK
Pengertian Dan Fungsinya Membatik
merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan
menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang
dioleskan di atas selembar kain. Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup
celup. Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang
menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia. Sekarang ini, teknik membatik
sudah lebih berkembang. Membatik tidak saja menggunakan alat canting tetapi
sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap (printing). Maka
karya seni batik kemudian dibedakan menjadi :
a. Karya seni Batik Tulis
Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik yang lebih sederhana.
b.Karya seni Batik Cap (printing)
Menggunakan alat modern dengan teknik yang lebih beban dan kreatif. Berdasarkan
fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Fungsi Praktis Kain Batik
dipergunakan sebagai bahan sandang untuk pakaian, sarung bantal, taplak meja
dan sebagainya
b. Fungsi Estetis Kain dengan
motif batik dapat dipergunakan sebagai karya seni hias atau lukisan. Pola batik
gambar-gambar yang digunakan dalam membatik biasanya menggunakan ragam hias.
Untuk karya seni batik tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang
telah lama diterapkan secara turun-temurun sejak jaman dulu. Ragam hias
tersebut mempunyai makna atau simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak
dijumpai ragam hias batik dengan pola kreasi yang lebih bebas. Pola Hias
merupakan unsur dasar yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mendesain
sebuah hiasan Motif Hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam ragam
hias, meliputi bentuk manusia, alam, tumbuhan dan hewan. Ragam hias
adalah bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias dengan kaidah
estetik tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang indah Ragam hias dibedakan
menjadi tiga yaitu :
a. Motif geometris (pilin ganda,
swastika, tumpal)
b. Motif non geometris (manusia,
tumbuhan, hewan)
c. Motif benda mati (air, awan,
batu, gunung, matahari)
2. KERAJINAN SULAM
Pengertian
Bordir dan sulaman Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk
sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet Hasil akhir sulaman dapat dibedakan
menjadi:
§ Sulam
datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain
§ Sulam
terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk taplak meja dan pinggiran kebaya
§ Sulam
timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan kain sesuai lekuk
gambar. Jenis bordiran dan sulaman Sulam bebas atau sulam benang.
Dalam
sulam benang, benang dijahit di atas kain dengan
mengabaikan pola tenun kain. Teknik sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina dan
Jepang. Sulam hitung jahitan Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan
yang dibuat. Sulaman dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain aida, kain strimin, dan kain linen. Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan
adalah kruistik, sulam Assisi, needlepoint, dan blackwork.
3. KERAJINAN JAHIT PERCA
Pengertian jahit perca Perca adalah
sisa-sisa guntingan kain yang ada setelah membuat pakaian atau karya kerajinan
tekstil lainnya. Jahit perca/tambal seribu/patchwork adalah proses pembuatan
suatu produk kerajinan tekstil yang terbuat dari potongan-potongan kain / perca
yang digabungkan dengan cara dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada
dasarnya dipelajari keteknikannya bukan pada bahannya.
Jenis-jenis jahit perca
Ada beberapa jenis Jahit Perca
ditinjau dari cara pembuatannya adalah:
Cara acak (tak beraturan)
Jahit perca cara acak (tak
beraturan) adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-guntingan kain
dengan bentuk dan ukuran potongannya tidak sama, kemudian guntingan- guntingan
tersebut dijahit sesuai dengan desain. Berikut ini adalah contoh karya jahit
perca teknik acak.
Cara jiplakan pola (template)
Jahit perca teknik jiplakan pola
adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-guntingan kain yang dipola
terlebh dahulu, dan selanjutnya dijahit sesuai dengan rencana.
Cara tumpang tindih (overlapping)
Jahit
perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit dengan menggabungkan
guntingan-guntingan kain yang di pola terlebih dahulu dengan cara meletakkan
pola bagian tengah diatas kain telah disiapkan dan selanjutnya dijahit bagian
tepinya, kemudian tindihlah dengan pola berikutnya dengan cara dijahit dengan
arah dari tengah ketepi hingga selesai secara keseluruhan.
Cara jahit
jelujur
Jahit
jelujur adalah teknik yang biasanya digunakan untuk memberi kesan keindahan.
Untuk menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik jahit mesin. Cara ini
sifatnya hanya penghias, maka dapat diterapkan baik pada teknik acak, teknik
template, teknik overlapping maupun teknik pola geometris.
Cara pola geometris.
Teknik jahit perca menggabungkan
guntingan kain dengan bentuk polapola geometris (segi tiga, segi empat, segi
lima dan bentuk-bentuk lainnya) yang terukur dan selanjutnya dijahit sesuai
dengan desain.
4. KERAJINAN JAHIT TINDAS
1. Pengertian Jahit tindas
(quilting) adalah teknik menghias permukaan kain dengan cara melapisi atau
mengisi kain dengan bahan pelapis atau pengisi kemudian dijahit tindas pada
permukaan kain sesuai dengan rencana. Jahit tindas adalah teknik pembuatan
suatu benda kerajinan tekstil dengan cara mengisi atau melapiskan kain dengan
bahan pelapis, kemudian dijahit pada bagian atas kain sesuai dengan desain.
2. Jenis jahit tindas:
1. Jahit tindas pengisi lembaran
(wadded quilting) merupakan teknik menjahit dengan cara mengisi atau melapisi
diantara dua kain dengan bahan pelapis yang berupa lembaran, kemudian dijahit
sesuai pola (gambar).
2. Jahit tindas pengisi susulan
(padded/stuffed quilting) merupakan teknik menjahit tindas datar tetapi pada
bagian tertentu ditambahkan isian susulan (busa, dakron) untuk mendapatkan
kesan yang lebih menonjol.
3. Jahit tindas pengisi tali (corded
quilting)
Pada prinsipnya sama dengan pengisi
susulan, bedanya menggunakan tali, penyelesaian bisa dijahit mesin atau
tangan. 4. Jahit tindas efek bayangan merupakan gabungan dari jahit tindas
pengisi lembaran, susulan/tali hanya ada penambahan kain transparan pada
permukaan kain. 3. Bahan pelapis: - Koldore - Dakron - Busa - Tali - Kapas
5. KERAJINAN CETAK SARING
Cetak
saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen)
dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasarNylon atau sutra. Layar ini
kemudian diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya.
Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan
yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian
yang bisa dilalui tinta dan tidak. Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan
tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang
terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna. Sablo adalah sebuah
teknik untuk mencetak tinta diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki.
Dengan bantuan screen sablon dan rakel sablon dalam proses pengerjaannya.
Keunggulan dari teknik sablon adalah : bisa mencetak dengan jumlah yang
banyak, hasil relatif stabil, bisa menghasilkan beberapa efek menarik,
mis : glitters, glow in the dark, timbul, mengkilap/metalik, dsb. biaya
cetak cukup terjangkau, fleksibel bisa di aneka jenis permukaan bahan.
Pencetakan dengan cara sablon di
jaman serba Digital sekalipun akan terus diperlukan. Cetak dengan metode sablon
sangat diperlukan untuk pencetakan dalam media yang tidak memungkinkan
dilakukan oleh Mesin Digital dan Offset. Mesin sablon yang dapat bekerja
otomatis juga telah banyak dipakai saat ini, namun meskipun demikian cetak
sablon secara manual tentunya masih banyak dilakukan dengan pertimbangan biaya
lebih murah, misalkan Sablon Kain untuk sepanduk dan pakaian, Kaos, Souvenir,
sablon pada media plastik dan sebagainya. Pada artikel ini kita akan mengulas
hal-hal penting dan mendasar tentang cara dan teknik pencetakan sablon
yang dilakukan secara manual salah satu teknik proses cetak yang menggunakan
layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasar Nylon
atau sutra. Tahapan dan cara kerjanya adalah sebagai berikut : Permukaan Screen
Sablon di poleskan cairan kental kusus/ emulsion. Cairan ini apabila telah
dioleskan dan dikeringkan pada permukaan screen tidak boleh terkena sinar
matahari (dipoleskan dan dikeringkan pada ruangan yang gelap /Pada ruangan
tanpa kena cahaya langsung ultra violet). Tujuannya adalah jika terkena cahaya
saat sudah kering maka polesan tersebut tidak akan dapat larut dengan air
dengan baik. Setelah kering.. permukaan tersebut di tempel/ditutup dengan Film
dari hasil Print BW(Black/White) pada media plastik/film transparent atau pada
umumnya dapat menggunakan kertas tranparan dari Kalkir.
Dilanjutkan dengan proses
“Penyinaran” terhadap Sinar matahari atau dibawah sinar yang mengandung
Ultraviolet. Proses penyinaran ini ditentukan dengan “Hitungan”
untuk mengukur lamanya penyinaran
dan ditentukan oleh Keras tidaknya cahaya yang menerpa permukaan screen sablon
tersebut. Film Kemudian dilepas dari permukaan screen. Film yang telah diprint
tersebut akan
“Menampakan” duplikasi dari apa yang
telah kita print pada layar.
Tahan selanjutnya adalah
Penyiraman Permukaan Screen dengan air. Cara penyiramanpun harus
berhati-hati sekali. Kenapa ??? Karena hasil print yang tampak pada
screen jika terkena air akan terlarut, ini disebabkan oleh karena Film yang
dicetak
“Hitam” dan permukaan layar yang dit
utup Hitam
tidak akan mengeras (Karena tidak tembus sinar). Begitu juga sebaliknya.
Disinilah perlu kehati-hatian dalam proses penyiraman yang sering
disertai dengan alat bantu “Semprot air mini” dengan tujuan agar air bisa lebih
keras dan bisa bagus tembus melelehkan hasil print yang tercetak. Tahapan
selanjutnya yaitu pengeringan kembali dari proses diatas. Dan dilanjutkan pada
proses Cetak dengan pemberian Tinta kusus Sablon. Proses eksekusinya
adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan
palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu
warna.Sementara bahan yang dicetak berada dibawah screen dablon dan dilakukan
penekanan secara sedemikian rupa. Jadi proses cetak sablon adalah Tiap
warna dalam sekali cetak.
6. KERAJINAN TENUN
Pengertian Kain Tenun Tenunan yang
dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa Tenggara Timur merupakan seni
kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak cucu demi kelestarian
seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang akan dikenal atau
sebagai ciri khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal, setiap orang
akan senang dan bangga mengenakan tenunan asal sukunya. Pada suku atau daerah
tertentu, corak/motif binatang atau orang-orang lebih banyak ditonjolkan
seperti Sumba Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang, naga, singa,
orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor Tengah Selatan
banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif. Bagi
daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan
sedangkan corak motif binatang hanya sebagai pemanisnya saja. Kain tenun
atau tekstil tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan budaya
memiliki banyak fungsi seperti :
1). Sebagai busana sehari-hari untuk
melindungi dan menutupi tubuh.
2). Sebagai busana yang dipakai
dalam tari-tarian pada pesta/upacara adat.
3). Sebagai alat penghargaan dan
pemberian perkawinan (mas kawin)
4). Sebagai alat penghargaan dan
pemberian dalam acara kematian.
5). Fungsi hukum adat sbg denda adat
utk mengembalikan keseimbangan sosial yang terganggu.
6).
Dari segi ekonomi sebagai alat tukar.
7).
Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat.
8).
Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut corak/ desain
tertentu akan
melindungi mereka dari gangguan alam,
bencana, roh jahat dan lain-lain.
9).
Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni) Dalam masyarakat
tradisional Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga yang
bernilai tinggi karena kerajinan tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam
proses pembuatannya/ penuangan motif tenunan
hanya berdasarkan imajinasi penenun sehingga dari
segi ekonomi memiliki harga yang cukup mahal. Tenunan sangat bernilai dipandang
dari nilai simbolis yang terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias
yang ada karena ragam hias tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki nilai
spiritual dan mistik menurut adat. Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari sebagai busana penutup dan pelindung tubuh,
kemudian berkembang untuk kebutuhan adat (pesta, upacara,
tarian, perkawinan, kematian dll), hingga sekarang merupakan bahan busana resmi
dan modern yang didesain sesuai perkembangan mode, juga untuk memenuhi
permintaan/ kebutuhan konsumen. Dalam
perkembangannya, kerajinan tenun merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K)
masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada umumnya
wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya
meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan busananya. Jika dilihat dari
proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Nusa
Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
1. Tenun Ikat : disebut tenun ikat
karena pembentukan motifnya melalui proses pengikatan benang. Berbeda
dengan daerah lain di Indonesia, untuk
menghasilkan motif pada kain maka
benang pakannya yang diikat,
sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur,
untuk menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang Lungsi
2. Tenun
Buna : istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) "tenunan buna"
yang maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain
mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
3. Tenun
Lotis/ Sotis atau Songket : disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana
proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan
benang-benang yang telah diwarnai. Dilihat dari kegunaannya, produk
tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu :
sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan pada umumnya
warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati dan biru tua.
Hal ini disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu memakai zat warna
nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya dalam proses
pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih, kuning langsat,
merah mereon. Untuk pencelupan/ pewarnaan benang, pengrajin tenun di Nusa
Tenggara Timur telah menggunakan zat warna kimia yang mempunyai keunggulan
sepeti : proses pengerjaannya cepat, tahan luntur, tahan sinar, dan tahan
gosok, serta mempunyai warna yang banyak variasinya. Zat warna yang dipakai
tersebut antara lain : naphtol, direck, belerang dan zat warna reaktif.
Namun demikian sebagian kecil pengrajin masih tetap mempergunakan zat
warna nabati dalam proses pewarnaan benang sebagai konsumsi adat dan untuk
ketahanan kolektif, minyak dengan zat lilin dan lain-lain untuk mendapatkan
kwalitas pewarnaan dan penghematan obat zat pewarna. Dari ketiga jenis
tenunan tersebut diatas maka penyebarannya dapat dilihat sebagai berikut :
1). Tenun
Ikat : penyebarannya hampir merata disemua Kabupaten di Nusa Tenggara Timur
kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten Ngada.
2). Tenun
Buna : Penyebarannya di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu dan yang
paling banyak adalah di Kabupaten Timor Tengah Utara.
3). Tenun
Lotis/ Sotis atau Songket ; terdapat di Kabupaten/ Kota Kupang, Timor Tengah
Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada,
Manggarai, Sumba Timur dan Sumba Barat.
7. KERAJINAN TAPES TRI
apestry adalah sebuah bentuk seni
tekstil berupa tenun tradisional yang biasa dilakukan pada alat tenun
vertikal. Namun, juga dapat dilakukan di lantai juga. Proses htenun ini terdiri
dari dua arah benang yang bersilangan, yang sejajar dengan panjang disebut
“warp” / benang lungsin dan sejajar
dengan lebar disebut “weft” / benang pakan.
Kebanyakan penenun tapestry
menggunakan benang lungsin berbahan alami seperti benang linen atau
benang katun. Benang pakan yang dipakai berupa benang wol atau benang
katun, namun bisa pula benang sutra, benang emas, benang perak, atau alternatif
media lain. Tapestry telah diproduksi dan digunakan sejak zaman Helenis. Contoh
kerajinan tapestry Yunani yang pernah ditemukan berasal dari abad ke-3 SM dalam
kondisi terawetkan di gurun Tarim Basin. Kerajinan tapestry mencapai tahap baru
produksi massal di Eropa pada awal abad ke-14 Masehi. Gelombang pertama
produksi berasal dari Jerman dan Swiss. Seiring waktu, kerajinan diperluas ke
Prancis dan Belanda. Konotasi istilah tapestry ini juga digunakan untuk
menggambarkan hasil kerajinan tekstil yang dibuat pada alat tenun Jacquard.
Sebelum tahun 1990-an, tapestry yang terkenal Abad Pertengahan telah diproduksi
dengan menggunakan teknik Jacquard. Namun pada abad modernisasi, artis seperti
Chuck Close dan Magnolia Editions telah mengadaptasi proses Jacquard yang
terkomputerisasi untuk menghasilkan karya seni rupa yang indah memukau.
8. KERAJINAN MAKRAME
Makrame
adalah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian
benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul
pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai
Dalam membuat makrame, ada beberapa teknik yang digunakan antara lain teknik
pilin,simpul,anyam, atau rajut. Hasil karya kerajinan makrame memiliki
kesesuaian fungsi, kekuatan, dan keindahan yang berbeda-beda. Fungsi karya
kerajinan dapat dilihat dari penggunan benda tersebut. Kekuatan dari karya
kerajinan ditentukan dari kualitas bahan dasar yang digunakan. Apabila bahan
dasar yang digunakan kuat maka kualitasnya akan bagus. Keindahan karya
kerajinan makrame dapat dilihat dari model benda yang dibuat, corak, hiasan
atau aksesoris dari benda tersebut. Berikut ini cara membuat makrame untuk
gantungan kunci. Alat
dan Bahan : - dua pita kain yang berbeda warna dengan ukuran ± 1,5 m dan lebar
7 mm. - Tempat kunci - Gunting Cara Membuat :
1. Sediakan
pita kain dalam 2 warna, misalnya warna merah dan kuning.
2. Gunting
ujung kedua pita, kemudian masukkan ke dalam ring tempat kunci. Tarik dan
samakan panjangnya, sehingga pita menjadi rangkap empat.
3. Rapikan
kemudian disimpul mati dan pita siap dianyam.
4. Jepit
pita diantara jari telunjuk dan jari tengah, kemudian mulailah menganyam ! Cara
Menganyam :
1.
Letakkan pita bersilang, seperti tanda tambah (+)
2.
Silangkanlah pita 1 ke kiri melalui pita 2a !
3.
Silangkanlah pita 2a ke atas melalui pita 1 !
4.
Silangkanlah pita 1a ke kanan melalui pita 2a !
5.
Silangkanlah pita 2 ke bawah melalui pita 1a dan masukkan ke pita 1 !
6.
Tariklah keempat ujung-ujung pita sehingga anyaman menjadi rapi !
7. Setelah
itu buatlah anyaman berikutnya seperti cara di atas ! (lakukan sesuai petunjuk
mulai langkah no (1 – 6 )
8. Lakukan/ buatlah hingga sampai
keempat pita tersebut menjadi pendek (kira-kira 5cm) kemudian ikatlah ujungnya
! Untuk mempercantik gantungan, bisa diberi aksesoris berupa lonceng
kecil.
A. Bahan dan Alat Pembuatan Produk
Kerajinan Tekstil
Bahan
yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yaitu: bahan utama dan bahan pelengkap. Pada pembuatan
produk kerajinan tekstil bahan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis
benda yang akan dibuat, fungsi dari benda tersebut, serta teknik yang akan
digunakan.
Secara
umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kerajinan
tekstil adalah bahan tekstil yang tebuat dari serat alam atau serat polyester
baik itu berupa kain tenun, rajut, kempa, ataupun berupa benang/tali, contoh
bahan-bahan tekstil yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kriya tekstil
adalah kain katun, kain satin, benang katun, benang nylon, tali koor, kain
flanel, dan pita.
Pada
pembuatan produk kerajinan tekstil bahan pelengkap memiliki fungsi memperindah
atau menyempurnakan tampilan benda yang dibuat. Penggunaan bahan pelengkap pun
sama dengan bahan utama yaitu harus disesuaikan dengan jenis benda yang
dibuat,fungsi benda, serta teknik pembuatan yang digunakan. Bahan pelengkap
yang umumnya digunakan adalah bahan tekstil yang terbuat dari serat alam
ataupun polyester seperti kain pelapis/pengeras, busa pelapis, dakron, kain
furing, renda, pita dan retsluiting.
Alat
yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu: alat utama dan alat penunjang. Alat utama terdiri
dari: mesin jahit, alat-alat menjahit, gunting, pita ukur, papan landasan dan
lain-lain. Adapun alat penunjang terdiri dari: mata itik, lem, lilin bakar,
pemidangan, jarum T dan lain-lain.
Mesin jahit Gunting Pita ukur
Mata itik Lem
tembak Lem
bakar
Bidangan Jarum dan benang
B.
Mengenal Kain Flanel
Kain flanel (felt) adalah jenis kain dibuat dari serta wol tanpa
ditenun. Kain flanel termasuk salah satu bahan utama yang dipakai dalam
kerajinan tekstil. Terdapat kain flanel polos dan kain flanel bermotif.
Kain flanel polos Kain flanel bermotif
Contoh
produk kerajinan flanel:
Gantungan kunci Replika
kue
Bingkai foto
Langganan:
Postingan (Atom)